1. Teori perubahan social linier :
Teori
perubahan social linier bisa juga disebut sebagai teori perkembangan,dimana
teori ini berpendapat bahwa suatu perubahan social budaya tersebut berkembang menuju
titik tertentu atau bisa disebut dapat direncanakan dan diarahkan
perkembangannya.
Dimana
banyak para ahli yang mengemukakan suatu pengertian-pengertian dari teori
ini,yaitu :
·
Emile
Durkheim: Masyarakat berkembang dari solidaritas mekanik ke solidaritas organic
·
Max
Weber : Masyarakat berubah secara linier dari masyarakat yang diliputi oleh
pemikiran mistik dan penuh tahayul menuju masyarakat yang rasional
·
Herbert
Spencer : mengembangkan teori Darwin, bahwa orang – orang yang cakap yang akan
memenangkan perjuangan hidup
Ketiga tokoh diatas menggambarkan
bahwa setiap masyarakat berkembang melaui tahapan yang pasti.
Dalam teori linier,dapat dibedakan
juga menjadi dua bentuk,yaitu bentuk evolusi dan bentuk revolusi.
a. Teori Evolusi :
Perubahan sosial budaya berlangsung sangat lambat dalam
jangka waktu lama. Perubahan sosial budaya dari masyarakat primitif,
tardisional dan bersahaja menuju masyarakat modern yang kompleks dan maju
secara bertahap.
·
Comte
mengemukakan perkembangan masyarakat mengikuti perkembangan cara berfikir
masyarakat tersebut yaitu tahap teologi (khayalan), tahap metafisis (abstraksi)
dan tahap ilmiah (positif)
·
Lenski
berpendapat bahwa masyarakat berubah dari pra industri, industri dan pasca
industry
Dalam teori evolusi,evolusi sendiri dalam
3 teori,yaitu :
a) Teori Evolusi Unilinear
Masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan tertentu, berawal dari bentuk sederhana, komplek hingga sempurna. Tokohnya antara lain, Comte, Spencer. Suatu Variasi dari teori ini adalah Cylical theories dari Vilfredo Pareto
Masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan tertentu, berawal dari bentuk sederhana, komplek hingga sempurna. Tokohnya antara lain, Comte, Spencer. Suatu Variasi dari teori ini adalah Cylical theories dari Vilfredo Pareto
b) Teori Evolusi Universal
Perkembangan masyarakat tidaklah perlu melalui tahapan tertentu tetapi mengikuti suatu garis evolusi tertentu. Misal dari kelompok homogen ke kelompok yang heterogen sifat dan susunannya (Herbert Spencer)
Perkembangan masyarakat tidaklah perlu melalui tahapan tertentu tetapi mengikuti suatu garis evolusi tertentu. Misal dari kelompok homogen ke kelompok yang heterogen sifat dan susunannya (Herbert Spencer)
c) Teori Evolusi Multilinear
Teori ini menekankan penelitian terhadap tahap perkembangan yang tertentu dalam evolusi masyarakat, misal penelitian pengaruh sistem perubahan sistem mata pencaharian dari berburu ke sistem pertanian atau terhadap sistem kekeluargaan dalam masyarakat yang bersangkutan
Teori ini menekankan penelitian terhadap tahap perkembangan yang tertentu dalam evolusi masyarakat, misal penelitian pengaruh sistem perubahan sistem mata pencaharian dari berburu ke sistem pertanian atau terhadap sistem kekeluargaan dalam masyarakat yang bersangkutan
b. Teori revolusi
Perubahan sosial menurut teori revolusi adalah perubahan sosial budaya berlangsung secara drastic atau cepat yang mengarah pada sendi utama kehidupan masyarakat (termasuk kembaga kemasyarakatan)
Karl Marx berpendapat bahwa masyarakat berkembang secara linier dan bersifat revolusioner, dari yang bercorak feodal lalu berubah revolusioner menjadi masyarakat kapitalis kemudian berubah menjadi masyarakat sosialis – komunis yang merupakan puncak perkembangan masyarakat
Suatu revolusi dapat berlangsung dengan didahului suatu pemberontakan (revolt rebellion). Adapun syarat revolusi adalah :
1. Ada keinginan umum mengadakan suatu perubahan
2. adanya kelompok yang dianggap mampu memimpin masyarakat
3. pemimpin harus mampu manampung keinginan masyarakat
4. pemimpin menunjukkan suatu tujuan yang konkret dan dapat dilihat masyarakat
5. adanya momentum untuk revolusi
Perubahan sosial menurut teori revolusi adalah perubahan sosial budaya berlangsung secara drastic atau cepat yang mengarah pada sendi utama kehidupan masyarakat (termasuk kembaga kemasyarakatan)
Karl Marx berpendapat bahwa masyarakat berkembang secara linier dan bersifat revolusioner, dari yang bercorak feodal lalu berubah revolusioner menjadi masyarakat kapitalis kemudian berubah menjadi masyarakat sosialis – komunis yang merupakan puncak perkembangan masyarakat
Suatu revolusi dapat berlangsung dengan didahului suatu pemberontakan (revolt rebellion). Adapun syarat revolusi adalah :
1. Ada keinginan umum mengadakan suatu perubahan
2. adanya kelompok yang dianggap mampu memimpin masyarakat
3. pemimpin harus mampu manampung keinginan masyarakat
4. pemimpin menunjukkan suatu tujuan yang konkret dan dapat dilihat masyarakat
5. adanya momentum untuk revolusi
Jadi teori linier lebih menekankan
kepada suatu perubahan social pastinya merupakan perubahan yang terstruktur
terencana serta memiliki suatu maksud,walaupun perubahan tersebut bergerak
dengan lambat ataupun dengan cepat.
2. Teori
non-linier
Teori ini menekankan pada suatu
perubahan social tidak dapat direncanakan atau diarahkan ke titik tertentu.
Tidak ada proses perubahan masyarakat secara bertahap sehingga batas antara
pola hidup primitif, tradisional dan modern tidak jelas. Jadi dapat dikatakan
proses perubahan social tersebut hanyalah berputar-berputar atau berulang-ulang
terus menerus dimana ada kelahiran,pertumbuhan dan keruntuhan dan terus menerus
seperti itu tanpa bisa diprediksi kapan dan bagaimana proses terjadinya.Menurut
Oswald Spengler, Jerman (1880 –1936) : setiap peradaban besar mengalami proses
kelahiran,pertumbuhan,keruntuhan.
Jadi teori ini menekankan pada suatu proses perubahan social itu merupakan perubahan yang tidak bisa direncanakan,walaupun direncanakan pastinya akan ada hal-hal yang tidak direncanakan ikut serta masuk dalam proses perubahan social tersebut.
Jadi teori ini menekankan pada suatu proses perubahan social itu merupakan perubahan yang tidak bisa direncanakan,walaupun direncanakan pastinya akan ada hal-hal yang tidak direncanakan ikut serta masuk dalam proses perubahan social tersebut.
Komentar
Posting Komentar