kali ini penulis akan membahas,salah satu materi kuliah penulis mengenai hubungan internasional yang berjudul Peran GNB,harap dimaklumi jika materi ini tidak begitu lengkap selengkap pengetahuan pembaca nantinya. THX
A. Sejarah GNB
GNB
atau biasa disebut GERAKAN NON BLOK adalah suatu organisasi internasional yang
terdiri dari 118 negara dimana dibentuk pada tahun 1961 oleh Jozeph Broz Tito(Presiden
Yugoslavia),Soekarno(Presiden Indonesia),Gamal Abdul Nasser(Presiden
Mesir),Pandit Jawaharlal Nehru(Perdana Menteri India),Kwanw(Presiden Ghana),dan
Negara-negara lainnya yang tidak mengiginkan untuk beraliansi dengan
Negara-negara adidaya serta untuk menunjukkan ketidakberpihakannya
Negara-negara tersebut terhadap masing-masing blok yang ada zaman itu,yaitu
blok barat dan blok timur.
Tujuan
dibentuknya GNB sebenarnya adalah :
a. Mendukung
perjuangan dekolonialisasi dan memegang teguh perjuangan melawan
kolonialisme,imperialism,neokolonialisme,rasialisme apartheid,dan zionisme
b. Tempat
atau wadah bagi Negara-negara yang sedang berkembang
c. Mengurangi
ketegangan antara blok barat dan blok timur
d. Tidak
membenarkan penyelesaian sengketa dengan kekerasan senjata
B. Peran
GNB dalam Pembangunan Internasional
Setelah
berakhirnya perang dingin, yang ditandai dengan runtuhnya Tembok Berlin tahun
1989 dan melemahkan kekuatan militer-politik komunisme di Eropa Timur, timbul
perdebatan mengenai relevansi keberadaan GNB. Pendapat yang muncul menyatakan
bahwa dengan berakhirnya sistem bipolar ini, maka eksistensi GNB telah tidak
bermakna. Namun, sebagian besar negara mengusulkan agar GNB menyalurkan
energinya untuk menghadapi tantangan-tantangan baru dunia pasca Perang Dingin,
terutama adanya jurang pemisah antara negara maju dan negara berkembang yang
menjadi krisis dalam hubungan internasional.
GNB mulai
memberikan perhatian pada masalah pembangunan ekonomi negara berkembang,
pengentasan kemiskinan dan lingkungan hidup, dan menjadikan sebagai fokus
perjuangan GNB di berbagai forum internasional mulai dekade 90-an.
Pada KTT ke-15 GNB di Sharm El-Sheikh, Mesir, yang diselenggarakan tanggal
11-16 Juli 2009 berhasil membuat sebuah Final Document yang berisikan
sikap, pandangan dan posisi GNB berkaitan dengan semua isu dan permasalahan
internasional dewasa ini. Pada KTT ke-15 GNB ini memberikan perhatian atas
krisis ekonomi dan moneter global, kemudian perlunya komunitas internasional
kembali pada komitmen menjunjung prinsip-prinsip pada Piagam PBB, hukum
internasional, peningkatan kerja sama antara negara maju dan berkembang untuk
mengatasi berbagai krisis saat ini.Masalah krisis keuangan dan jatuhnya
pasar-pasar bursa dunia menjadi agenda yang dibicarakan dalam KTT GNB Ke-15 Sharm
el-Sheikh Mesir. Berkaitan dengan ini Presiden Kuba, Raul Kastro minta
agar dibentuk sebuah sistem moneter internasional yang dapat menjamin
kepentingan seluruh negara-negara sedang berkembang.
Selain itu,
setiap negara khususnya negara berkembang berusaha untuk mengatasi kesenjangan
terhadap negara-negara maju. Salah satu caranya, dengan meraih Millenium
Development Goals yang tak hanya bergerak di bidang ekonomi seperti pengentasan
kemiskinan, tapi juga kesehatan seperti peningkatan kualitas gizi ibu dan
anak-anak. Hal ini sejalan dengan hasil KTT XIV GNB di Havana tahun 2006 yang
merumuskan “Declaration on The Purposes and Principles and The Role of The
Non-Aligned Movement in The Present International Juncture”, khususnya dalam
Dokumen I bagian 8q:
To respond to the challenges and to take
advantage of the opportunities arising from globalization and interdependence
with creativity and a sense of identity in order to ensure its benefits to all
countries, particularly those most affected by underdevelopment and poverty,
with a view to gradually reducing the abysmal gap between the developed and
developing countries.
Dalam KTT
Havana ini juga, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pernyataannya
mengenai upaya negara berkembang dalam meningkatkan perekonomian. Sebab,
masalah-masalah kemanusiaan akan dapat diatasi jika kesejahteraan masyarakat
tercapai sementara di Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya, masih
banyak rakyat yang hidup miskin. Presiden dalam kesempatan ini juga menyatakan
agar negara maju dan kaya hendaknya lebih ramah dalam membantu negara
berkembang, termasuk meningkatkan investasi, bertukar pengetahuan dan
teknologi. Termasuk juga negara maju diharapkan mau membuka pasarnya untuk
menerima impor barang dan hasil pertanian dari negara berkembang. Dan untuk
negara-negara berkembang. Presiden Susilo mengingatkan bahwa masih banyak
pencapaian yang harus dilakukan. Seperti melawan korupsi, memperbaiki sistem
pemerintahan, mengolah sumber daya alam, dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Usaha GNB dalam mewujudkannya
diakui pula oleh Sekretaris Jenderal Kofi Annan yang menyebutkan data bahwa
kawasan Selatan-Selatan mengalami pertumbuhan tingkat perdagangan sebanyak 2
kali lipat usai KTT GNB di Havana.
Kesimpulan :
Jadi,GNB
sangatlah berperan dalam pembangunan internasional yang dimana GNB ingin
menciptakan suatu pembangunan yang bersifat adil,tidak membeda-bedakan antara
Negara maju,berkembang dan miskin,di dalam segala bidang dan terfokus pada
bidang perekonomian dan kesehatan,dimana kedua hal tersebut menjadi sasaran
utama bagi GNB karena 2hal tersebut sangatlah mempengaruhi kesejahteraan
masyarakat,baik dengan cara meningkatkan investasi, bertukar pengetahuan dan
teknologi yang didapat dari Negara-negara maju.
Seperti halnya
yang dikatakan Boediono terkait dengan 3 Peran Utama GNB pada tanggal 31
agustus 2012 kemarin di Teheran,yang bersumber dari jaringnews.com menyatakan
bahwa :
GNB memiliki 3
peran utama agar tetap bertahan dalam perkembangan dunia,yang dimana disebut
sebagai tata kelola global(mekanisme pengambilan keputusan, kebijakan, atau
posisi-posisi yang mempengaruhi ekonomi, politik, dan kesejahteraan rakyat pada
tingkat global),dimana isinya yaitu :
1.
GNB harus berkontribusi lebih besar pada perdamaian dan
keamanan dunia
2.
harus berupaya dengan segala daya upaya mendorong
pembangunan politik, keadilan sosial dan demokratisasi
3. GNB
harus menjadi kekuatan untuk mewujudkan kesejahteraan global yang lebih merata
sehingga tidak ada satu negara pun yang tertinggal dalam pembangunan ekonomi.
Sangat membantu sekali ��
BalasHapusterimakasih sangat membantu sekali..
BalasHapusSyukran
BalasHapus